Monitorday.com – Halimah As-Sa’diyah bukan hanya ibu susuan Nabi, tetapi juga sosok yang penuh keteladanan. Dari kisah hidupnya, umat Islam bisa mengambil banyak pelajaran berharga, terutama tentang keikhlasan, kesabaran, dan kasih sayang.
Pelajaran pertama adalah keikhlasan. Halimah awalnya ragu menerima Muhammad karena kondisi yatimnya. Namun, ia akhirnya ikhlas mengambil bayi itu tanpa memikirkan keuntungan materi. Keikhlasan inilah yang kemudian mendatangkan keberkahan luar biasa dalam kehidupannya. Hal ini mengajarkan bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas akan dibalas Allah dengan nikmat tak terduga.
Pelajaran kedua adalah kasih sayang. Halimah memperlakukan Nabi kecil dengan cinta tulus. Ia tidak membeda-bedakan antara anak kandung dan anak susuan. Dari sikap ini, kita belajar bahwa kasih sayang sejati melampaui ikatan darah. Allah menjadikan kasih sayang Halimah sebagai bagian dari rencana besar-Nya dalam membesarkan Nabi terakhir.
Pelajaran ketiga adalah kesabaran dalam menghadapi ujian. Halimah berasal dari keluarga sederhana, bahkan miskin. Namun, ia tetap sabar dan tekun menjalani hidup. Setelah merawat Nabi, kehidupannya berubah penuh keberkahan. Hal ini menjadi bukti bahwa kesabaran adalah kunci datangnya pertolongan Allah.
Selain itu, Halimah mengajarkan tentang pentingnya mendidik anak dengan lingkungan yang baik. Dengan tinggal di pedesaan, Nabi kecil terbiasa dengan kesederhanaan, kekuatan fisik, dan kefasihan bahasa. Semua itu menjadi modal penting dalam dakwah beliau kelak.
Kisah Halimah adalah cerminan bahwa orang-orang yang tulus, meski hidup dalam kesederhanaan, memiliki peran besar dalam sejarah. Ia mungkin bukan seorang bangsawan atau ulama, tetapi ketulusannya dalam mengasuh Nabi membuat namanya harum sepanjang zaman.
