Monitorday.com – Dalam sejarah Islam, sosok Sayyidah Aminah binti Wahb sering hanya disebut sebagai ibu Nabi. Namun, bila ditelusuri lebih jauh, peran dan keteladanannya sangat penting. Ia adalah simbol kesabaran, keteguhan, dan kasih sayang seorang ibu yang membesarkan calon Nabi terakhir dalam kondisi penuh ujian.
Dari sisi sejarah, Aminah lahir dari keluarga Quraisy yang terhormat. Nasabnya bersambung ke Bani Zuhrah, yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat Makkah. Dengan demikian, Rasulullah lahir dari garis keturunan yang bersih dan mulia, sebagaimana dijaga Allah sejak dahulu.
Dari sisi keteladanan, Aminah menunjukkan kekuatan luar biasa sebagai seorang ibu tunggal. Ia menghadapi kehamilan tanpa suami, membesarkan anak sendirian, hingga akhirnya wafat saat Nabi masih kecil. Namun, di balik kesulitan itu, ia tetap menjaga kehormatan diri dan mendidik anaknya dengan penuh cinta.
Aminah juga menjadi contoh tentang pentingnya pendidikan akhlak sejak dini. Meski waktunya singkat, ia menanamkan nilai kesucian, kelembutan, dan kasih sayang yang kemudian tercermin dalam kepribadian Rasulullah. Hal ini menunjukkan bahwa keteladanan seorang ibu sangat menentukan masa depan anak.
Dalam perspektif sejarah Islam, Aminah adalah bagian dari rencana Allah dalam menyiapkan Nabi terakhir. Ia menjaga nasab, mengasuh, dan mengantarkan Nabi hingga akhirnya diasuh oleh kakek dan pamannya. Perannya mungkin tidak sebesar Khadijah atau Aisyah dalam dakwah, tetapi jasanya sebagai ibu tidak ternilai.
Bagi umat Islam, sosok Aminah adalah inspirasi. Ia mengajarkan kesabaran dalam menghadapi ujian, kekuatan dalam membesarkan anak, dan keikhlasan dalam menjalani takdir. Dari rahimnya lahirlah seorang manusia agung, penutup para nabi, yang membawa cahaya Islam ke seluruh dunia.
