Moshe Raz, mantan anggota Knesset, mengatakan bahwa pemerintahan zionis sedang menghadapi “krisis konstitusional yang sangat dalam.”
Ia menegaskan bahwa perpecahan ini bukan terkait Palestina, tetapi antara pendukung dan penentang Netanyahu.
Demonstrasi besar-besaran terjadi di seluruh ‘Israel’ menentang pemecatan kepala Shin Bet dan Jaksa Agung.
Langkah pemerintah ini dianggap sebagai upaya Netanyahu untuk mengkonsolidasikan kekuasaan atas lembaga negara.
Para pengunjuk rasa juga menuntut penghentian serangan udara ke Gaza demi keselamatan sandera.
Raz menyatakan bahwa separuh warga ‘Israel’ mendukung protes, sementara separuh lainnya menolak.
Ia memperingatkan bahwa ketegangan ini bisa memicu kekerasan dari sayap kanan terhadap warga Palestina dan Israel.
Meski demikian, Raz tidak percaya bahwa situasi ini akan berkembang menjadi perang saudara.
Ia memperkirakan bahwa Mahkamah Agung dapat berperan dalam menentukan arah krisis ini.
Pada 8 April, Mahkamah Agung dijadwalkan meninjau petisi terkait pemecatan kepala Shin Bet.
Jika pemerintah mengabaikan keputusan Mahkamah Agung, ‘Israel’ bisa mengalami krisis konstitusional yang lebih serius.
Di tengah ketidakstabilan ini, Knesset berhasil meloloskan anggaran negara untuk tahun 2025.
Pengesahan anggaran ini menjadi kemenangan bagi pemerintahan Netanyahu dalam mempertahankan kekuasaan.
Jika anggaran tidak disahkan sebelum akhir Maret, pemerintahan Netanyahu akan runtuh secara otomatis.
Dengan lolosnya anggaran, kemungkinan besar tidak akan ada pemilu dini pada tahun 2025.
