Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Takwa: Inti Ajaran Islam dan Tantangan Modern

Takwa, inti, diuji judi online & lupa ibadah demi duniawi. Takwa menuntut taat perintah & jauhi larangan, cari rezeki sejalan ketaatan pada Pemberi Rezeki.

Monitorday.com – Konsep takwa, sebagai inti ajaran Islam yang menyerukan ketaatan penuh kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, menjadi sorotan utama dalam diskursus keagamaan. Takwa didefinisikan sebagai upaya menjaga diri dari murka Ilahi melalui kepatuhan terhadap perintah dan menjauhi larangan. Esensi takwa ini senantiasa digaungkan dalam setiap khutbah Jumat, menegaskan pentingnya iman dan ketakwaan dalam kehidupan seorang Muslim.

Namun, di tengah dinamika kehidupan modern, prinsip takwa menghadapi beragam tantangan, terutama dengan kemunculan fenomena seperti judi online dan kecenderungan melupakan ibadah demi mengejar keuntungan duniawi. Kontradiksi antara praktik-praktik tersebut dengan tuntutan takwa menjadi perhatian, menekankan bahwa mencari rezeki seharusnya sejalan dengan ketaatan kepada Sang Pemberi Rezeki.

Ikrar Rafi Hakiki, pengajar di Pondok Pesantren Daar El-Haq Rangkasbitung, Lebak, Banten, menegaskan makna fundamental tersebut. “Takwa adalah menaati apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah. Bukan malah sebaliknya menjalankan larangan-Nya dan menjauhi perintah-Nya,” ujarnya.

Hakiki menyoroti adanya perilaku yang bertolak belakang dengan nilai takwa. “Nyatanya, sekarang ada orang yang mengharapkan rezeki dari permainan judi-judi online, atau bekerja siang malam sampai melupakan salat. Bekerja siang malam untuk mencari rezeki dengan cara meninggalkan Sang Pemberi Rezeki, sepertinya itu adalah hal yang tidak mungkin,” imbuhnya.

Prinsip takwa ini ditegaskan dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Ali-Imran ayat 102 yang berbunyi:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

Menurut Ibnu Mas’ud, dan diperkuat oleh Dr. Ali Ash-Shobuni dalam tafsirnya, makna dari “sebenar-benar takwa” (حَقَّ تُقٰتِه) adalah “taat dan tidak membangkang, mengingat dan tidak melupakan, serta bersyukur dan tidak kufur.” Penjelasan ini menggarisbawahi urgensi ketaatan menyeluruh dan kesadaran akan nikmat Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...