Di tengah masyarakat kita, sering kali terdengar cerita tentang orang yang bisa melakukan hal-hal luar biasa—menyembuhkan penyakit tanpa obat, selamat dari kecelakaan tanpa sebab logis, bahkan mengetahui hal-hal gaib. Sayangnya, tak sedikit yang bingung membedakan antara ma’unah, karomah, dan sihir. Padahal ketiganya punya perbedaan yang sangat penting, baik dari segi sumber kekuatan maupun tujuan di baliknya.
Ma’unah: Pertolongan Allah kepada Hamba Biasa
Ma’unah adalah bantuan Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat dan bertakwa dalam kondisi darurat atau penuh keikhlasan. Tidak seperti mukjizat atau karomah, ma’unah bisa terjadi pada orang biasa—asal ia memiliki hubungan yang kuat dengan Allah.
Contoh ma’unah adalah seseorang yang selamat dari kecelakaan maut tanpa alasan logis, atau seorang petani yang menemukan air bersih setelah berdoa dengan sungguh-sungguh di tengah musim kemarau. Ma’unah tidak bisa diminta atau direncanakan. Ia datang secara spontan atas izin Allah semata, dan tidak untuk pamer kekuatan.
Karomah: Keistimewaan bagi Para Wali
Karomah adalah keajaiban luar biasa yang diberikan Allah kepada para wali-Nya, sebagai bukti kemuliaan mereka dan bentuk balasan atas keimanan serta ketaatan yang luar biasa. Wali adalah hamba Allah yang saleh, sabar, istiqamah, dan sangat dekat dengan-Nya, meskipun tidak menyebut dirinya sebagai wali.
Contoh karomah adalah seorang ulama yang dapat mengetahui isi hati muridnya, berjalan di atas air, atau mengetahui kejadian yang belum terjadi. Karomah bisa terlihat seperti sihir bagi orang awam, namun sumbernya adalah dari Allah, dan tidak pernah bertentangan dengan syariat Islam.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Maqasid menyebut bahwa karomah tidak boleh dijadikan ukuran utama untuk menilai kedudukan seseorang. Yang lebih penting adalah akhlaknya, ilmunya, dan konsistensinya dalam beribadah.
Sihir: Tipu Daya yang Datang dari Setan
Sihir adalah kemampuan luar biasa yang diperoleh dari kerja sama dengan jin atau setan. Ia bisa memberikan kekuatan untuk menipu, mencelakai, atau memanipulasi realitas, tapi semuanya berasal dari sumber yang haram. Islam dengan tegas mengharamkan sihir karena bertentangan dengan tauhid.
Dalam Al-Qur’an, sihir disebut sebagai ajaran yang datang dari setan, dan orang yang mempelajarinya bisa terjerumus dalam kekufuran. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 102:
> “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman… Dan sungguh, mereka mengetahui bahwa barang siapa menukarnya (ilmu sihir), maka tidak akan mendapatkan bagian (kebaikan) di akhirat.”
Sihir biasanya digunakan untuk tujuan buruk: menyakiti, mencelakai, atau menguasai orang lain. Berbeda dengan ma’unah dan karomah yang tidak bisa dikendalikan, sihir sering kali digunakan sebagai alat oleh pelakunya, meski dengan konsekuensi besar di dunia dan akhirat.
Bagaimana Membedakannya?
Berikut ringkasan perbedaan antara ketiganya:
Penutup: Jangan Tertipu Penampilan
Di zaman sekarang, kita harus semakin waspada. Tidak semua hal luar biasa berasal dari Allah. Bisa jadi itu tipu daya setan yang membungkus sihir dengan baju agama. Karena itu, penting untuk mendasarkan penilaian kita bukan pada keajaiban yang ditampilkan seseorang, tapi pada akhlaknya, ilmunya, dan ketaatannya pada syariat.
Mari kita kuatkan iman, perbanyak dzikir, dan jauhi hal-hal yang berbau sihir. Karena pertolongan sejati datang dari Allah, dan ma’unah serta karomah adalah hadiah bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya.
