RuangSujud.com – Pernahkah terbayang, bagaimana wajah kita di hadapan Allah kelak pada Hari Perhitungan? Akankah kita dikenali sebagai hamba-Nya yang taat, bersinar di antara jutaan umat? Kerap kali, kita merasa risau akan masa depan akhirat, namun Rasulullah ﷺ, sang pembawa rahmat, telah membekali umatnya dengan kabar gembira dan petunjuk agar kita dapat berdiri dengan kemuliaan di hari yang hakiki itu.
Dalam sebuah riwayat mulia yang disampaikan oleh Abu Hurairah رضيَ اللَّه عَنْه, Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. mengabarkan sebuah karunia agung yang menyejukkan hati setiap Muslim. Beliau bersabda: “Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu’.” Sebuah tanda pengenal yang takkan tertukar, sebuah kemuliaan yang terpancar dari amalan harian yang mungkin sering kita anggap remeh.
Bekas-bekas air wudhu yang membersihkan noda fisik, ternyata juga membersihkan noda spiritual, dan akan menjadi saksi sekaligus penerang bagi kita di akhirat kelak. Wudhu bukan sekadar rutinitas sebelum shalat, melainkan sebuah gerbang penyucian diri, sebuah persiapan untuk menghadap Sang Pencipta. Setiap tetesan air yang membasahi wajah, tangan, dan kaki, adalah pancaran nur yang kelak akan menerangi kita di tengah kegelapan Hari Kiamat.
Lebih lanjut, Rasulullah ﷺ memberikan sebuah tips berharga: “Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang – yakni menambahkan – bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya -dengan menyempurnakan berwudhu’ itu sesempurna mungkin.” Ini adalah undangan untuk meraih keutamaan lebih, untuk tidak hanya melaksanakan wudhu sebatas kewajiban, namun dengan kesungguhan dan kesempurnaan, bahkan dengan membasuh melebihi batas anggota wudhu yang wajib.
Memperpanjang cahaya ini berarti melaksanakan wudhu dengan sepenuh hati, meresapi setiap gerakannya sebagai ibadah, bukan sekadar membasuh. Memperhatikan setiap rukun dan sunnahnya, menyempurnakan basuhan pada setiap anggota, serta memastikan air merata hingga melebihi batas wajib. Ini adalah wujud cinta kita kepada Rasulullah ﷺ dan keinginan tulus kita untuk meraih pancaran nur yang paling sempurna di hadapan Allah kelak.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan umat yang berwajah cerah dan tubuh bercahaya di Hari Kiamat, berkat kesempurnaan wudhu kita. Mari jadikan setiap wudhu sebagai momen muhasabah, penyucian diri, dan pengerjaan amalan sunnah, agar kelak kita dapat berdiri dengan bangga di hadapan Allah, dikenali dengan tanda kemuliaan yang terpancar dari bekas-bekas wudhu yang sempurna. Sungguh, sebuah harapan yang patut kita perjuangkan setiap hari.