Ruang Sujud

Bukti Kenabian Muhammad ﷺ: Fondasi Iman dan Teladan

RuangSujud.com – Di setiap pergantian Rabiul Awal, hati kaum Muslimin seringkali terpaut pada sebuah kenangan agung: kelahiran Sang Teladan Terbaik, Nabi Muhammad ﷺ. Lebih dari sekadar perayaan rutin yang diisi dengan pembacaan riwayat hidup beliau, momen ini adalah panggilan untuk merenungkan lebih dalam hakikat kemuliaan dan kenabian beliau. Memahami ‘nubuwah’—bukti-bukti kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad ﷺ—bukan hanya menambah khazanah pengetahuan, melainkan adalah kunci pembuka gerbang keimanan yang kokoh, kecintaan yang tulus, dan keteladanan yang tak lekang oleh waktu.

Rasulullah Muhammad ﷺ adalah permata terakhir dalam rangkaian kenabian, sebagai “Khatamun Nabiyyin” atau Penutup Para Nabi. Allah SWT telah mengutus beliau bukan hanya untuk kaum tertentu, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam, dengan membawa ajaran Islam yang telah sempurna. Beliau menyempurnakan ‘bangunan dinullah’ yang telah diletakkan secara bertahap oleh para nabi dan rasul sebelumnya, menjadi sebuah mahakarya ilahi yang utuh dan tak tertandingi. Risalah universalnya memancar sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, dari zamannya hingga hari Kiamat kelak.

Kebenaran nubuwah beliau didukung oleh bukti-bukti yang mengagumkan, salah satunya adalah ‘basyarat’ atau kabar gembira tentang kedatangan beliau yang telah termaktub dalam kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an. Ini menunjukkan perencanaan ilahi yang sempurna. Selain itu, Allah menganugerahkan kepada beliau ‘mukjizat’ yang luar biasa. Al-Qur’an al-Karim sendiri adalah mukjizat terbesar yang tak dapat ditandingi; namun ada pula mukjizat fisik seperti air yang memancar dari jemari beliau, makanan yang sedikit mencukupi banyak orang, atau doa minta hujan yang seketika dikabulkan, semua ini adalah tanda kekuasaan Allah yang nyata melalui tangan utusan-Nya.

Tidak kalah menakjubkan adalah ‘nubuwat’ atau ramalan-ramalan beliau tentang masa depan yang selalu terbukti tepat. Beliau mengabarkan peristiwa-peristiwa gaib yang kemudian terjadi di kemudian hari, seperti syahidnya sahabat-sahabat agung Umar dan Utsman, serta munculnya fitnah yang menggulung seperti ombak setelah kepergian Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Akurasi dari setiap ramalan ini bukan semata kebetulan, melainkan manifestasi dari ilmu Allah yang diberikan kepada hamba pilihan-Nya, menegaskan bahwa beliau berbicara bukan dari hawa nafsu melainkan dari wahyu ilahi.

Bukti lain yang tak terbantahkan adalah kesaksian dari miliaran umat Islam sepanjang sejarah yang dengan penuh keyakinan mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengakui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad ﷺ. Dan yang terpenting, seorang yang ‘ummi’ – tidak bisa membaca dan menulis, serta tidak pernah mengenyam pendidikan formal dari manusia – mampu membawa ajaran yang begitu lengkap, sempurna, dan mendalam. Ini adalah indikasi kuat bahwa sumber ajarannya bukan dari kecerdasan manusiawi, melainkan dari Sang Pencipta Alam Semesta.

Oleh karena itu, menyelami dan memahami nubuwah Nabi Muhammad ﷺ adalah perjalanan spiritual yang akan memperkaya jiwa. Ia bukan sekadar informasi, melainkan fondasi kokoh yang akan semakin menguatkan iman kita, menumbuhkan kecintaan yang mendalam pada beliau, mendorong kita untuk senantiasa mentaati dan memuliakan beliau, serta mengikuti jejak langkah dan meneladani akhlak mulianya. Semoga kita semua tergolong umat yang setia dan berhak mendapat syafaat beliau kelak. Aamiin.

Exit mobile version