Ruang Sujud

Kualitas Shalat: Hikmah Thuma’ninah dari Rasulullah

RuangSujud.com – Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang seringkali menuntut kita untuk bergerak cepat, ada satu waktu berharga yang seharusnya menjadi oase ketenangan dan keberkahan: shalat. Ia adalah tiang agama, sebuah momen suci di mana seorang hamba berdialog langsung dengan Penciptanya. Namun, tak jarang kita menemukan diri kita terburu-buru dalam melaksanakannya, seolah ingin segera menyelesaikan kewajiban. Padahal, di balik setiap gerakan dan bacaan shalat, tersimpan mutiara hikmah yang mendalam, menanti untuk diselami dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan.

Sebuah kisah yang amat mengena dari masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kita tentang pentingnya kualitas dalam ibadah ini. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah, suatu ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasuki masjid, dan tak lama kemudian seorang laki-laki ikut masuk dan segera melaksanakan shalat. Setelah shalatnya selesai, ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah. Dengan lembut namun tegas, Nabi menjawab salamnya seraya bersabda, “Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau tidaklah shalat.”

Kejadian itu terulang hingga tiga kali, dengan pesan yang sama dari Rasulullah. Bayangkan, shalat yang sudah dilakukan, namun dinyatakan belum sah di hadapan Sang Nabi. Laki-laki itu, dengan rendah hati dan pengakuan jujur, akhirnya berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak mampu shalat lebih baik dari ini. Maka ajarilah aku!” Inilah cermin keberanian untuk mengakui kekurangan dan kerinduan akan bimbingan, sebuah sikap yang patut kita teladani dalam mencari ilmu agama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam kemudian membimbingnya dengan detail, mengajarkan cara shalat yang benar. Beliau bersabda, “Jika engkau hendak shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al-Qur’an yang mudah bagimu. Lalu ruku’lah dan sertai dengan *thuma’ninah* ketika ruku’. Kemudian bangkitlah dan i’tidal-lah sambil berdiri dengan *thuma’ninah*. Lalu sujudlah sertai dengan *thuma’ninah* ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil *thuma’ninah*. Kemudian sujud kembali sambil disertai *thuma’ninah* ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu.”

Kata kunci yang berulang dalam pengajaran Nabi adalah *thuma’ninah*. Istilah ini berarti ketenangan, berdiam sejenak, atau menetap di setiap gerakan shalat. *Thuma’ninah* bukan sekadar jeda fisik, melainkan penyerahan diri yang utuh, jeda spiritual di mana hati dan pikiran turut berhenti sejenak, meresapi makna setiap gerakan dan bacaan. Tanpa *thuma’ninah*, shalat kita bisa jadi hanya sekumpulan gerakan tanpa ruh, kewajiban yang ditunaikan tanpa hadirnya jiwa. Padahal, *thuma’ninah* inilah yang membedakan shalat yang sah dan diterima dari sekadar ritual kosong, membawa kita pada kedamaian dan kekhusyukan sejati.

Marilah kita renungkan kembali kualitas shalat kita. Apakah kita tergesa-gesa? Ataukah kita menikmati setiap gerakan, setiap bacaan, dan setiap jeda sebagai kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah? Bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam dalam hadits ini adalah pelajaran abadi bagi kita semua. Dengan menghadirkan *thuma’ninah* dalam shalat, kita tidak hanya menunaikan kewajiban dengan sempurna, tetapi juga membuka pintu gerbang menuju ketenangan jiwa, kekuatan spiritual, dan kebahagiaan hakiki dalam setiap detik kehidupan kita.

Exit mobile version