Zaman sekarang penuh dengan distraksi: media sosial, hiburan, dan ambisi dunia sering membuat hati lalai dari Allah. Namun, di tengah hiruk pikuk itu, mahabbah kepada Allah tetap bisa tumbuh jika seseorang menata hatinya. Cinta kepada Allah tak lahir secara tiba-tiba—ia tumbuh dari mengenal-Nya (ma’rifah), mengingat-Nya (dzikrullah), dan menaati-Nya (ta’ah).
Langkah pertama untuk menumbuhkan cinta kepada Allah adalah merenungi nikmat-Nya. Setiap detik napas, setiap rezeki, dan setiap perlindungan adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Dari kesadaran itu, lahirlah rasa syukur yang melahirkan cinta. Kedua, banyak berzikir dan membaca Al-Qur’an, sebab hati yang selalu mengingat Allah akan mudah mencintai-Nya.
Terakhir, bersahabatlah dengan orang-orang saleh yang mencintai Allah, karena cinta itu menular. Hati yang dikelilingi cinta akan semakin lembut dan dekat kepada-Nya. Meski dunia semakin sibuk, cinta kepada Allah akan menjadi jangkar yang menahan hati agar tak tenggelam dalam kesia-siaan. Mahabbah adalah cahaya yang menuntun jiwa di tengah gelapnya dunia modern.