Banyak orang mengira sabar itu berarti pasrah tanpa usaha. Padahal, sabar sejati adalah kekuatan batin untuk tetap teguh di jalan ketaatan meski berat. Sabar berarti menahan diri dari perbuatan dosa, menerima takdir tanpa protes, dan terus berjuang dalam kebaikan walau hasilnya belum terlihat.
Imam Al-Ghazali membagi sabar menjadi tiga: sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi takdir Allah. Tiga-tiganya menunjukkan kekuatan jiwa yang luar biasa. Orang yang sabar tidak mudah menyerah pada hawa nafsu atau marah ketika rencana gagal, karena ia yakin Allah tahu waktu terbaik untuk segala sesuatu.
Sabar juga menjadi bentuk keimanan yang tinggi. Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153). Artinya, siapa pun yang sabar tidak pernah sendirian, sebab kehadiran Allah menyertai setiap langkahnya. Itulah alasan mengapa sabar bukan kelemahan, melainkan tanda kekuatan spiritual yang luar biasa.