Zuhud adalah sikap hati yang tidak terpaut pada dunia, meski dunia berada di genggaman. Dalam Islam, zuhud bukan berarti meninggalkan kehidupan dunia sepenuhnya, tetapi menempatkannya pada posisi yang benar—yakni sebagai sarana, bukan tujuan. Orang yang zuhud menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta, melainkan pada ketenangan hati yang lahir dari kedekatan dengan Allah.
Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata, “Zuhud bukan berarti tidak memiliki apa-apa, tetapi tidak dikuasai oleh apa yang dimiliki.” Inilah esensi dari zuhud: mengendalikan keinginan, bukan dikendalikan oleh dunia. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan materialistis, konsep zuhud menjadi oase spiritual yang menyejukkan.
Seseorang yang mengamalkan zuhud akan lebih mudah bersyukur dan tidak iri pada keberhasilan orang lain. Ia juga mampu menerima takdir dengan lapang dada karena hatinya tidak bergantung pada dunia. Dari sinilah kebahagiaan hakiki muncul—ketika hati bersih dari cinta dunia yang berlebihan dan selalu terhubung dengan Sang Pencipta.