Mahabbah atau cinta kepada Allah adalah puncak tertinggi dari segala bentuk ibadah. Ketika seorang hamba mencintai Tuhannya, seluruh amal dan perbuatannya akan berlandaskan cinta, bukan sekadar kewajiban. Ia beribadah bukan karena takut siksa atau ingin pahala, tapi karena rindu dan cinta kepada Sang Pencipta. Inilah level spiritual tertinggi yang dicapai oleh para kekasih Allah.
Cinta kepada Allah bukan hanya perasaan, tapi juga pengorbanan. Seorang pecinta sejati rela meninggalkan maksiat, menahan hawa nafsu, dan menempuh jalan taat meski berat. Sebab, baginya ridha Allah lebih manis daripada kenikmatan dunia. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyebut mahabbah sebagai “jiwa dari ibadah,” karena tanpa cinta, ibadah hanyalah gerak tubuh tanpa ruh.
Orang yang mencintai Allah akan merasakan ketenangan batin yang luar biasa. Hatinya tidak lagi resah dengan urusan dunia, sebab ia tahu segala yang terjadi adalah dari Allah yang dicintainya. Maka, siapa pun yang ingin hidup damai, hendaklah menumbuhkan mahabbah kepada Allah di setiap helaan napasnya.