Syajaratud Dur adalah salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Islam, khususnya di Mesir. Ia dikenal sebagai penguasa perempuan pertama yang berhasil naik takhta pada abad ke-13 M. Kisah hidupnya bukan hanya mencerminkan kecerdikan politik, tetapi juga keberanian menghadapi situasi sulit di tengah krisis besar.
Nama Syajaratud Dur berarti “Pohon Mutiara”, seindah kisah yang melekat pada dirinya. Awalnya, ia adalah selir Sultan Shalih Ayyub dari Dinasti Ayyubiyah. Namun, berkat kecerdasannya, ia memperoleh kepercayaan besar dari sang sultan. Ketika Sultan Shalih wafat pada tahun 1249 M, Mesir menghadapi ancaman serius dari pasukan Salib yang menyerang Damietta dalam Perang Salib Ketujuh.
Untuk mencegah kekacauan, Syajaratud Dur menyembunyikan kabar kematian sang sultan. Ia memimpin pemerintahan dari balik tabir dengan bantuan beberapa penasihat dan panglima. Tindakannya ini menyelamatkan Mesir dari kehancuran. Setelah pasukan Salib berhasil dikalahkan dan Raja Louis IX ditawan, Syajaratud Dur diangkat sebagai sultanah Mesir.
Sebagai penguasa perempuan, ia mendapat banyak tantangan. Ulama dan penguasa lain menolak perempuan menjadi sultan. Namun, perannya sangat penting karena berhasil menjaga stabilitas Mesir di masa transisi. Pada akhirnya, Syajaratud Dur menjadi simbol kekuatan perempuan dalam sejarah Islam.
Kepemimpinannya menunjukkan bahwa dalam keadaan darurat, keberanian dan kecerdasan lebih penting daripada jenis kelamin. Ia membuka jalan bagi munculnya Dinasti Mamluk yang kemudian memimpin Mesir selama berabad-abad.