Monitorday.com – Sejarah Aleksandria adalah cermin perjalanan panjang peradaban dunia. Didirikan oleh Alexander Agung pada tahun 331 SM, kota ini segera menjadi pusat politik dan budaya di bawah Dinasti Ptolemaik. Letaknya yang strategis di Laut Mediterania menjadikannya pusat perdagangan antara Eropa, Afrika, dan Asia.
Di bawah Ptolemaios, Aleksandria berkembang pesat. Perpustakaan Aleksandria dibangun, menjadikannya pusat ilmu pengetahuan terbesar di dunia kuno. Para ilmuwan, filsuf, dan penulis dari berbagai penjuru datang untuk belajar dan berkarya. Pada masa itu, Aleksandria menjadi kota multikultural dengan pengaruh Yunani, Mesir, Yahudi, dan Romawi.
Ketika Romawi menguasai Mesir pada 30 SM, Aleksandria tetap menjadi kota penting. Kota ini menjadi pusat perdagangan gandum dan jalur vital bagi perekonomian Romawi. Namun, Aleksandria juga sering menjadi ajang perebutan politik dan konflik agama.
Pada abad ke-4 M, Aleksandria berkembang sebagai pusat teologi Kristen. Namun, perpecahan teologis dan politik membuat kota ini mengalami pasang surut. Puncaknya terjadi ketika Perpustakaan Aleksandria hancur dalam serangkaian peristiwa tragis.
Ketika Islam masuk pada tahun 642 M melalui pasukan Amr bin Ash, Aleksandria tetap dipertahankan sebagai kota penting. Meski ibu kota dipindahkan ke Fustat (kini bagian dari Kairo), Aleksandria tetap menjadi pelabuhan utama Mesir.
Sejarah panjang Aleksandria menunjukkan betapa kota ini selalu menjadi pusat peradaban. Dari Alexander Agung hingga peradaban Islam, Aleksandria tetap memainkan peran besar dalam membentuk wajah dunia.