Ruang Sujud

Kota Kufah: Pusat Ilmu dan Politik pada Masa Kekhalifahan Islam

Monitorday.com – Kota Kufah adalah salah satu kota penting dalam sejarah Islam yang terletak di Irak, dekat Sungai Efrat. Didirikan pada tahun 638 M oleh Panglima Sa‘ad bin Abi Waqqash pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Kufah awalnya berfungsi sebagai markas militer. Namun, dalam perkembangannya, kota ini menjelma menjadi pusat politik, ilmu, dan budaya Islam.

Kufah menjadi terkenal ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib menjadikannya sebagai ibu kota pemerintahan pada tahun 657 M. Perpindahan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah menjadikan kota ini semakin strategis dalam percaturan politik dunia Islam. Dari sini, Ali memimpin umat Islam, sekaligus menghadapi fitnah besar dalam sejarah, seperti Perang Shiffin dan Nahrawan.

Selain perannya dalam politik, Kufah juga berkembang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan. Banyak sahabat Nabi yang menetap di sini, seperti Abdullah bin Mas‘ud, yang kemudian menjadi rujukan utama dalam bidang tafsir, hadis, dan fiqh. Murid-muridnya melahirkan tradisi keilmuan yang kuat, menjadikan Kufah sebagai pusat kajian Islam setelah Madinah.

Di Kufah pula lahir tradisi ilmu bahasa Arab. Ahli nahwu terkenal, Abu al-Aswad ad-Du’ali, menyusun kaidah tata bahasa Arab di kota ini. Dengan demikian, Kufah berkontribusi besar dalam pelestarian Al-Qur’an melalui ilmu bahasa.

Peran Kufah dalam politik dan ilmu pengetahuan membuatnya dikenang sebagai salah satu kota terpenting dalam sejarah Islam klasik. Ia tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat lahirnya generasi ulama besar yang mewarnai perjalanan peradaban Islam.

Exit mobile version