Monitorday.com – Gua Hira memiliki peranan penting dalam sejarah Islam. Di sinilah Rasulullah SAW menerima wahyu pertama yang menandai awal dakwah Islam. Peristiwa ini tidak hanya berdampak pada kehidupan Nabi, tetapi juga mengubah jalannya sejarah manusia.
Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, sebuah gunung yang curam dan tinggi. Ukuran gua itu sendiri cukup kecil, hanya muat untuk beberapa orang. Namun, justru di tempat yang sederhana itulah risalah besar diturunkan.
Sebelum kenabian, Rasulullah sering menyendiri di gua ini. Beliau mencari ketenangan, beribadah dengan mengikuti ajaran hanif, dan menjauhi penyembahan berhala yang merajalela di Makkah. Rasulullah merasa resah dengan kondisi masyarakat yang penuh kebodohan, perpecahan, dan kezaliman.
Ketika wahyu pertama turun, Rasulullah sangat terkejut. Malaikat Jibril datang dan menyampaikan perintah membaca. Padahal, Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis. Namun, perintah itu mengandung makna bahwa risalah Islam akan membawa peradaban ilmu pengetahuan.
Setelah wahyu pertama, Rasulullah masih menerima wahyu berikutnya dengan jeda. Dakwah dimulai secara sembunyi-sembunyi, dimulai dari keluarga dan sahabat terdekat. Semua itu berawal dari peristiwa di Gua Hira.
Dalam sirah Nabawiyah, Gua Hira selalu disebut sebagai titik balik sejarah. Dari tempat itu, umat manusia yang hidup dalam kegelapan jahiliyah mulai menerima cahaya Islam. Wahyu pertama menegaskan pentingnya membaca, menulis, dan mencari ilmu, yang kemudian menjadi dasar peradaban Islam.
Hari ini, Gua Hira tetap berdiri di Jabal Nur sebagai saksi bisu sejarah. Meski kecil dan sunyi, pengaruhnya begitu besar. Umat Islam mengenangnya sebagai tempat lahirnya risalah yang membawa rahmat bagi seluruh alam.