Monitorday.com – Kisah Gua Tsur adalah salah satu episode paling dramatis dalam sejarah Islam. Ia menggambarkan keteguhan iman Rasulullah SAW dan Abu Bakar di tengah ancaman nyata dari kaum Quraisy yang bertekad membunuh Nabi. Dari peristiwa ini, umat Islam belajar tentang arti tawakal, kesabaran, dan keyakinan pada pertolongan Allah.
Setelah kaum Quraisy bersepakat di Darun Nadwah untuk membunuh Nabi, Rasulullah diperintahkan Allah berhijrah ke Madinah. Bersama Abu Bakar, beliau meninggalkan rumahnya pada malam hari. Untuk menghindari pengejaran, mereka memilih bersembunyi di Gua Tsur, bukan langsung menuju Madinah.
Saat bersembunyi, Abu Bakar menunjukkan kecintaannya yang luar biasa kepada Nabi. Ia masuk lebih dulu ke gua, menutup lubang-lubang dengan kain agar tidak ada binatang berbisa yang mengganggu Nabi. Bahkan ia menutup satu lubang dengan kakinya sendiri, meski harus menahan rasa sakit. Sikap ini menunjukkan betapa tingginya pengorbanan Abu Bakar.
Di dalam gua, rasa cemas sempat menyelimuti Abu Bakar ketika mendengar suara pengejar Quraisy di luar. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, jika mereka menundukkan kepala, niscaya mereka akan melihat kita.” Namun Rasulullah dengan tenang menjawab, “Wahai Abu Bakar, apa pendapatmu tentang dua orang yang ketiganya adalah Allah?” (HR. Bukhari). Kalimat ini menjadi pengingat bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya.
Keajaiban pun terjadi. Laba-laba membuat sarang dan burung merpati bertelur di mulut gua. Melihat itu, orang Quraisy yakin bahwa gua tersebut tidak mungkin dimasuki manusia. Padahal di dalamnya Rasulullah dan Abu Bakar sedang bersembunyi.
Kisah Gua Tsur adalah bukti nyata bahwa pertolongan Allah datang di saat yang paling genting. Iman dan keteguhan Rasulullah serta Abu Bakar menjadi teladan bagi umat Islam dalam menghadapi ujian. Tidak ada yang perlu ditakuti selama hati tetap bergantung kepada Allah.