Ruang Sujud

Masjid Dhirar dan Bahaya Kemunafikan: Refleksi bagi Umat Islam Masa Kini

Monitorday.com – Kemunafikan adalah salah satu penyakit hati yang paling berbahaya dalam Islam. Ia bisa menghancurkan dari dalam, meskipun tampak saleh di luar. Salah satu contoh nyata dari bahaya kemunafikan adalah kisah Masjid Dhirar, sebuah masjid yang didirikan bukan untuk ibadah, tetapi untuk kepentingan politik kaum munafik di Madinah.

Orang-orang munafik berusaha menutupi niat mereka dengan dalih mulia: membantu orang lemah agar mudah beribadah. Namun, Allah menyingkap kebohongan itu melalui wahyu. Di balik tembok Masjid Dhirar, tersimpan agenda jahat: memecah belah umat Islam, melemahkan Rasulullah ﷺ, dan menjadikan masjid sebagai markas konspirasi.

Bahaya kemunafikan yang tercermin dari Masjid Dhirar tetap relevan hingga hari ini. Dalam kehidupan modern, kemunafikan bisa muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, ketika ada pihak yang menggunakan simbol agama untuk kepentingan pribadi, politik, atau bisnis. Masjid atau lembaga agama bisa disalahgunakan sebagai alat legitimasi, bukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Refleksi penting dari kisah ini adalah betapa bahayanya niat yang salah dalam beramal. Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” Jika niatnya benar, amal akan diterima. Jika niatnya rusak, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah.

Umat Islam harus selalu waspada agar tidak terjebak dalam praktik-praktik kemunafikan. Masjid harus dimakmurkan dengan ikhlas, bukan dipolitisasi. Aktivitas dakwah harus membawa persatuan, bukan perpecahan. Keikhlasan adalah pondasi utama agar amal ibadah benar-benar diterima.

Dengan menjadikan kisah Masjid Dhirar sebagai cermin, umat Islam masa kini bisa belajar bahwa kemunafikan hanya membawa kehancuran. Sementara itu, keimanan yang tulus akan selalu mendatangkan keberkahan dan persatuan.

Exit mobile version