Ruang Sujud

Peran Baitul Maqdis sebagai Kiblat Pertama Umat Islam

Monitorday.com – Salah satu aspek penting Baitul Maqdis dalam Islam adalah perannya sebagai kiblat pertama. Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat melaksanakan shalat, mereka menghadap ke arah Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis. Hal ini berlangsung sejak awal kenabian hingga satu setengah tahun setelah hijrah ke Madinah.

Menghadap ke Baitul Maqdis menunjukkan kesinambungan Islam dengan agama-agama samawi sebelumnya. Kaum Yahudi di Madinah awalnya melihat hal ini sebagai tanda kedekatan ajaran Islam dengan mereka. Namun, Rasulullah tetap berdoa agar Allah menjadikan Ka’bah sebagai kiblat, karena itu adalah rumah pertama yang dibangun untuk ibadah oleh Nabi Ibrahim.

Doa Rasulullah dikabulkan. Saat shalat di sebuah masjid di Madinah, turunlah wahyu QS. Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan perubahan kiblat ke Ka’bah. Peristiwa ini terjadi di Masjid Qiblatain, di mana para sahabat melaksanakan shalat dengan dua arah kiblat dalam satu waktu.

Perubahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah memiliki makna besar. Ia menegaskan identitas Islam sebagai agama yang mandiri, tidak bergantung pada tradisi umat sebelumnya. Ka’bah dipilih sebagai simbol tauhid dan pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia.

Meski kiblat berpindah, Baitul Maqdis tetap memiliki kedudukan mulia. Rasulullah bersabda bahwa hanya tiga masjid yang layak menjadi tujuan perjalanan ibadah: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa. Hal ini menegaskan keistimewaan Baitul Maqdis bagi umat Islam.

Peran Baitul Maqdis sebagai kiblat pertama adalah bagian dari sejarah iman. Ia menjadi pengingat bahwa Islam adalah kelanjutan dari risalah para nabi, sekaligus agama yang membawa identitas sendiri dengan pusat ibadah di Ka’bah.

Exit mobile version