Gerakan orientalisme melahirkan banyak tokoh berpengaruh yang berkontribusi besar dalam studi tentang dunia Timur. Tokoh-tokoh ini datang dari latar belakang yang beragam, mulai dari akademisi, misionaris, hingga pejabat kolonial. Karya mereka menjadi sumber penting bagi studi bahasa, sejarah, dan agama di wilayah Timur.
Salah satu tokoh awal yang berpengaruh adalah Sir William Jones (1746–1794), seorang hakim dan sarjana Inggris yang mendirikan Asiatic Society of Bengal. Ia dikenal karena penelitiannya tentang bahasa Sanskerta dan hubungan bahasa Indo-Eropa. Jones membuka jalan bagi studi linguistik modern di dunia Timur.
Di bidang studi Islam, Ignaz Goldziher (1850–1921) dari Hungaria adalah salah satu orientalis paling terkenal. Ia meneliti hadis dan sejarah Islam awal, meskipun banyak pandangannya mendapat kritik dari ulama Muslim karena dinilai meragukan otentisitas sumber-sumber Islam.
Ada juga Edward Lane (1801–1876), orientalis Inggris yang menghasilkan Arabic-English Lexicon, kamus bahasa Arab-Inggris yang hingga kini masih digunakan. Lane juga menerjemahkan dan menulis karya tentang budaya Mesir, memberikan gambaran detail tentang kehidupan masyarakatnya pada abad ke-19.
Pada era modern, Edward Said meskipun bukan orientalis tradisional, menjadi figur penting dalam studi ini. Bukunya Orientalism mengkritik bias kolonial dalam karya-karya orientalis dan mengubah cara akademisi memandang hubungan Timur-Barat.
Para tokoh ini, meski berbeda tujuan dan pendekatan, telah membentuk warisan studi orientalisme yang kompleks. Sebagian karya mereka menjadi rujukan ilmiah, sementara sebagian lain menjadi bahan perdebatan dan kritik tajam.