Monitorday.com – Pertanyaan mengenai panjang celana bagi laki-laki muslim seringkali memunculkan perdebatan, terutama ketika dikaitkan dengan isbal. Banyak yang bertanya: benarkah semua celana panjang harus di atas mata kaki agar tidak berdosa?
Isbal memang dikaitkan erat dengan kesombongan, seperti yang dijelaskan dalam hadis Nabi ﷺ, “Barang siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam konteks ini, niat sombong menjadi unsur utama dari pelarangan.
Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa larangan ini bersifat mutlak. Mereka menegaskan bahwa Nabi tidak memberikan pengecualian dalam sebagian hadisnya, sehingga panjang pakaian laki-laki memang sebaiknya tidak melewati mata kaki, apapun niatnya.
Di sisi lain, ulama seperti Ibn Hajar al-Asqalani dan Imam Nawawi menilai bahwa unsur kesombonganlah yang menjadi penentu dosa, bukan panjang kain semata. Maka, jika seseorang memanjangkan celananya tanpa niat sombong, hal itu tidak serta-merta menjadi dosa.
Dalam realitas modern, banyak muslim memakai celana panjang yang menutupi mata kaki karena ukuran standar pabrik atau kenyamanan pribadi. Dalam kasus seperti ini, sangat sulit untuk menuduh adanya niat sombong, terlebih jika gaya hidup orang tersebut sederhana.
Penting bagi setiap muslim untuk tidak cepat menghakimi orang lain hanya karena panjang celananya. Lebih baik kita menanamkan sikap rendah hati dan fokus pada substansi ajaran Islam: menolak kesombongan dan menjaga adab dalam penampilan.