Monitorday.com – Dakwah bil hikmah adalah metode dakwah yang mengedepankan kebijaksanaan, kelembutan, dan pemahaman terhadap kondisi orang yang diajak. Konsep ini berasal langsung dari Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125, yang memerintahkan untuk berdakwah dengan hikmah, nasihat yang baik, dan debat dengan cara terbaik.
Mengajak kepada kebaikan tidak berarti harus keras, apalagi menghakimi. Banyak orang justru menjauh dari agama bukan karena isi ajarannya, tetapi karena cara penyampaiannya yang menyakitkan atau penuh celaan. Inilah mengapa dakwah bil hikmah menjadi sangat penting.
Dakwah bil hikmah dimulai dari empati. Kita tidak bisa langsung mengharapkan seseorang berubah tanpa tahu latar belakang hidupnya. Bisa jadi, seseorang masih jauh dari nilai-nilai Islam karena trauma masa lalu, lingkungan yang tidak mendukung, atau bahkan belum mendapatkan penjelasan yang mudah dipahami.
Menggunakan bahasa yang halus, cerita yang menyentuh hati, atau bahkan sekadar menjadi pendengar yang baik, bisa menjadi pintu masuk yang efektif untuk membuka hati seseorang. Rasulullah SAW sendiri adalah teladan utama dalam hal ini. Bahkan kepada musuh sekalipun, beliau tetap menyampaikan risalah dengan kelembutan yang luar biasa.
Perlu diingat bahwa hidayah adalah hak prerogatif Allah. Tugas kita sebagai dai bukan memaksa orang untuk berubah, tetapi menyampaikan kebenaran dengan cara terbaik. Jangan sampai semangat dakwah justru menjadikan kita merasa lebih suci dan memandang rendah orang lain.
Dakwah bil hikmah juga berarti tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam. Kadang, memberi contoh lewat tindakan jauh lebih bermakna daripada seribu kata. Akhlak yang mulia, sikap yang sabar, dan empati yang tulus sering kali menjadi dakwah paling kuat.
Pada akhirnya, dakwah bil hikmah adalah cara Rasulullah menaklukkan hati manusia. Ia bukan tentang memenangkan argumen, melainkan memenangkan hati. Itulah mengapa pendekatan ini relevan sepanjang zaman, termasuk di tengah dunia yang penuh perbedaan seperti sekarang.