Tank-tank ‘Israel’ memasuki kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 23 Februari untuk pertama kalinya sejak Intifada Kedua pada 2002, menurut kantor berita WAFA.
Pasukan ‘Israel’ mengisolasi sejumlah rumah di bagian barat kamp kemarin dengan mengelilinginya dengan kawat berduri setelah mengusir para penghuninya.
Tentara ‘Israel’ juga telah menyerbu kota-kota di sekitar Jenin, termasuk Silat al-Harithiya dan Qabatiya.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan ‘Israel’ melakukan tindakan tersebut dengan kekuatan yang signifikan, menciptakan ketegangan di wilayah tersebut.
Situasi di Jenin semakin memburuk, dengan banyak warga yang merasa terancam dan tidak aman akibat kehadiran militer yang meningkat.
Kamp pengungsi Jenin, yang dikenal sebagai salah satu pusat perlawanan terhadap pendudukan, telah menjadi fokus perhatian internasional.
Aksi militer ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan dan ketegangan antara warga Palestina dan pasukan ‘Israel’.
Sejak awal tahun, serangan-serangan oleh pasukan ‘Israel’ di wilayah Tepi Barat telah meningkat, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga sipil.
Pihak berwenang Palestina mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan.
Kondisi di Jenin dan sekitarnya mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut di wilayah pendudukan, di mana konflik antara Palestina dan ‘Israel’ masih jauh dari penyelesaian.
Warga setempat melaporkan bahwa mereka merasa terjebak dalam situasi yang semakin sulit, dengan akses ke kebutuhan dasar menjadi terbatas.
Kehadiran tank dan pasukan bersenjata di kamp pengungsi menciptakan suasana ketakutan di kalangan penduduk, terutama anak-anak dan perempuan.
Masyarakat internasional terus memantau situasi ini, dengan harapan akan adanya dialog dan penyelesaian damai yang dapat mengakhiri siklus kekerasan.
Sementara itu, organisasi-organisasi kemanusiaan berusaha memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak dari operasi militer ini.
Krisis kemanusiaan di Jenin dan wilayah sekitarnya semakin mendalam, dengan banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan sumber penghidupan.
Penting bagi semua pihak untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.
Kedamaian dan stabilitas di wilayah tersebut sangat bergantung pada komitmen semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan mencari jalan menuju rekonsiliasi.
