Iran “kalah telak” dan mengalami “pukulan yang sangat besar” dalam kehilangan pengaruhnya di Suriah dengan tergulingnya rezim Bashar Al-Assad bulan lalu, kata seorang jenderal senior Iran.
Menurut New York Times, yang mengutip media lokal Iran, Brigadir Jenderal Iran, Behrouz Esbati, memberikan pidato minggu lalu di sebuah masjid di ibukota Teheran.
Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa “kami dikalahkan dan menderita kekalahan yang sangat serius, kami mengalami pukulan yang sangat besar, dan ini sangat menyulitkan.”
Jenderal tinggi itu merujuk pada serangan cepat kelompok oposisi yang melanda Suriah pada awal Desember.
Serangan tersebut mengarah pada penaklukan Damaskus dan penggulingan rezim Assad.
Perkembangan tersebut telah merampas pengaruh Teheran di negara tersebut, di mana Iran mendukung dan membantu Assad secara militer selama pembantaian yang berlangsung selama 13 tahun.
Iran memiliki sejumlah situs dan pangkalan, serta mengoperasikan sejumlah besar penasihat militer dan komandan Garda Revolusi Iran (IRGC).
“Saya tidak menganggap kehilangan Suriah sebagai sesuatu yang bisa dibanggakan,” kata Esbati.
Dia juga mengungkapkan bahwa Assad telah mencegah Iran untuk meluncurkan serangan ke ‘Israel’ dari wilayah Suriah.
Setelah serangan Hamas ke ‘Israel’ pada 7 Oktober 2023, Assad dilaporkan mengabaikan rencana yang telah dibawa Iran kepadanya.
Dalam pidatonya, Esbati juga menentang dugaan keterlibatan Rusia dalam kehancuran Suriah.
Dia mengklaim bahwa serangan udara Rusia hanya mengebom ladang terbuka di Suriah selama serangan pemberontak.
Meskipun Iran telah kehilangan pengaruhnya di Suriah, Jenderal senior tersebut mengatakan bahwa Teheran akan terus mendorong masuk ke negara tersebut.
Dia menyatakan bahwa “kita dapat mengaktifkan semua jaringan yang telah kita kerjakan selama bertahun-tahun.”
Esbati menambahkan bahwa mereka dapat aktif di media sosial dan membentuk sel-sel perlawanan.
