Sebuah vila di Damaskus terbongkar sebagai gudang narkoba milik Maher al-Assad, saudara Bashar al-Assad.
Setelah rezim Baath runtuh pada 8 Desember, pusat-pusat produksi narkoba di Suriah terus ditemukan.
Rekaman Anadolu pada 15 Desember menunjukkan vila di al-Dimas yang dikonfirmasi sebagai milik Maher al-Assad.
Di dalam vila tersebut, terdapat kamar-kamar dengan puluhan tong berisi bahan mentah dan mesin untuk produksi narkoba.
Rezim sebelumnya menyita vila-vila warga sipil dan menggunakannya sebagai tempat produksi dan penyimpanan narkoba.
Beberapa peralatan untuk produksi narkoba diketahui awalnya dirancang untuk keperluan farmasi.
Rezim yang digulingkan memperoleh miliaran dolar dari perdagangan narkoba sebagai sumber pendapatan utama.
Jaringan narkoba yang dipimpin Maher al-Assad memfasilitasi distribusi narkotika ke pasar regional dan internasional.
Sebagian besar narkotika ini diselundupkan melalui Lebanon, yang menjadi jalur utama perdagangan mereka.
Maher al-Assad, komandan Divisi Lapis Baja ke-4, dikenal sebagai tokoh kuat kedua dalam rezim Partai Baath.
Ia memiliki reputasi brutal, dengan keterlibatan dalam berbagai pembantaian selama rezim berkuasa.
Selain peran militernya, Maher al-Assad menjadi dalang utama perdagangan narkoba di kawasan tersebut.
Bashar al-Assad memerintah Suriah selama hampir 25 tahun dengan tangan besi sebelum melarikan diri ke Rusia.
Kelompok anti-rezim berhasil merebut Damaskus setelah pertempuran intens melawan rezim Bashar.
Keberhasilan tersebut terjadi setelah Hayat Tahrir al-Sham merebut kota-kota utama dalam waktu kurang dari dua minggu.
Runtuhnya rezim Baath menandai akhir era kekuasaan otoriter di Suriah dengan berbagai kontroversinya.
