Setelah menjatuhkan 1.800 bom ke 500 target, militer ‘Israel’ mengklaim telah melumpuhkan pertahanan udara Suriah.
Angkatan Udara ‘Israel’ juga mengklaim mampu beroperasi dengan aman di atas wilayah udara Suriah hingga menyerang Iran.
Sebelumnya, pertahanan udara Suriah dianggap salah satu yang terkuat dengan bantuan Iran dan Rusia.
Namun, setelah runtuhnya rezim Bashar al-Assad, ‘Israel’ memanfaatkan momentum untuk menghancurkan sistem pertahanan tersebut.
Dengan cepat, serangan ‘Israel’ menghancurkan 87% kemampuan pertahanan udara Suriah.
Para ahli PBB menyatakan bahwa serangan ini melanggar hukum internasional.
Surat kabar Maariv melaporkan ‘Israel’ menyerang sekitar 400 target strategis di Suriah dalam operasi besar-besaran.
Pada hari Senin, serangan menghancurkan 15 kapal angkatan laut Suriah di pelabuhan Bayda dan Latakia.
Selain itu, target lainnya termasuk persediaan rudal anti-kapal dengan jangkauan hingga 190 kilometer.
Sebanyak 350 serangan udara menargetkan baterai pertahanan udara dan fasilitas militer di beberapa kota besar Suriah.
Serangan lainnya menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah, UAV, jet tempur, helikopter, radar, dan tank.
Operasi bernama “Panah Bashan” ini merujuk pada wilayah dalam ajaran Yahudi di Dataran Tinggi Golan.
Skala serangan mencerminkan ambisi ekspansionis rezim ‘Israel’ di Timur Tengah.
Pendudukan wilayah barat daya Suriah memperkuat indikasi keinginan ‘Israel’ memperluas pengaruhnya.
Tindakan ini menegaskan upaya ‘Israel’ untuk mengontrol lebih banyak wilayah strategis di kawasan tersebut.
Ambisi ‘Israel’ di Timur Tengah menunjukkan niat mereka memanfaatkan peluang geopolitik yang ada.
