Umar bin Khattab, seorang sahabat terkemuka Nabi Muhammad SAW, adalah salah satu tokoh yang paling dihormati dalam sejarah Islam. Ketika beliau terpilih sebagai khalifah, sikapnya mencerminkan teladan kepemimpinan yang kuat, bijaksana, dan penuh dengan tanggung jawab. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi sikap Umar bin Khattab saat terpilih sebagai khalifah dan bagaimana pendekatan beliau mencerminkan prinsip-prinsip Islam dalam kepemimpinan.
1. Ketawadluan dan Kehati-hatian
Saat terpilih sebagai khalifah, Umar bin Khattab menunjukkan sikap yang rendah hati dan kehati-hatian yang luar biasa. Beliau menyadari bobot tanggung jawab yang diembannya dan tidak menganggapnya enteng. Umar secara terbuka menunjukkan ketawadluan dengan mengatakan, “Wahai umat manusia, aku adalah pemimpinmu, meskipun aku tidak sebaik kalian. Jika aku benar, bantulah aku. Jika aku salah, bimbinglah aku. Kebenaran adalah kepatuhan kepada Allah, dan kesalahan adalah yang melawan syariat-Nya.”
Sikap rendah hati Umar bin Khattab mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang menghormati pendapat dan masukan dari orang-orang di sekitarnya, serta siap untuk belajar dan memperbaiki diri.
2. Keadilan dan Konsistensi
Umar bin Khattab dikenal karena keadilan dan konsistensinya dalam menegakkan hukum dan memimpin umat Islam. Beliau tidak memihak kepada kelompok tertentu, tetapi selalu berusaha untuk menegakkan keadilan sesuai dengan ajaran Islam. Umar sangat ketat dalam menegakkan hukum Islam, bahkan terhadap dirinya sendiri.
Sebagai contoh, ketika beliau menjabat sebagai khalifah, Umar bin Khattab menetapkan peraturan yang mengatur penggunaan harta umat secara adil, menghapuskan praktik penindasan, dan memastikan bahwa hak-hak setiap individu dijaga dengan cermat. Sikapnya yang adil dan konsisten telah memberi inspirasi bagi para pemimpin di seluruh dunia.
3. Kekuatan dan Ketegasan
Meskipun dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih sayang dan adil, Umar bin Khattab juga menunjukkan kekuatan dan ketegasan dalam menghadapi tantangan. Beliau tidak ragu-ragu untuk mengambil keputusan yang sulit demi kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Ketegasannya terhadap prinsip-prinsip Islam membuatnya dihormati dan diikuti oleh banyak orang, baik di masa pemerintahannya maupun setelahnya.
Contoh terkenal dari ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau menolak untuk mengakomodasi permintaan penyerahan Yerusalem dari Patriarkh Sophronius. Meskipun penaklukan kota itu sudah di tangan pasukan Muslim, Umar menolak untuk menerima kunci kota secara pribadi, melainkan menghormati patriarkh dan menandatangani perjanjian yang menjamin kebebasan beragama bagi penduduk kota tersebut.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Umar bin Khattab sangat mementingkan konsultasi dan kerjasama dalam mengambil keputusan. Beliau sering mengumpulkan para sahabat dan penasihatnya untuk mendiskusikan masalah yang dihadapinya, dan beliau sangat menghargai masukan dari mereka. Sikapnya yang terbuka terhadap kritik dan saran memperkuat keputusan-keputusan yang diambilnya dan menciptakan iklim partisipatif di dalam pemerintahannya.
Dengan mempertimbangkan sikap Umar bin Khattab saat terpilih sebagai khalifah, kita dapat belajar banyak tentang kepemimpinan dalam Islam. Sikap rendah hati, keadilan, kekuatan, konsistensi, konsultasi, dan kerjasama yang ditunjukkan oleh Umar bin Khattab memberikan contoh yang kokoh bagi para pemimpin Muslim modern dalam menjalankan tugas mereka dengan integritas dan keberanian. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari sikap beliau dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.