Ketika musim kemarau melanda, kondisi ekonomi masyarakat mengalami penurunan yang signifikan. Era pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab tidak terkecuali dari dampak yang merata ini. Salah satu sektor yang terdampak parah adalah peternakan kambing, yang pada gilirannya berdampak pada pasokan makanan dan produksi susu. Peternak-peternak menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka akibat situasi sulit ini.
Sebagai pemimpin negara, Khalifah Umar merasa tanggung jawab untuk mengatasi krisis ini. Dalam usahanya untuk merasakan secara langsung penderitaan rakyatnya, beliau tidak hanya mengandalkan aparatnya, tetapi turun langsung ke lapangan. Suatu hari, dalam perjalanan beliau, Khalifah Umar tiba di sebuah rumah di mana ia tanpa sengaja mendengar percakapan antara seorang ibu dan anaknya.
Ibu itu berusaha meyakinkan anaknya untuk mencampurkan air ke dalam wadah susu, meskipun anaknya menolak dengan tegas karena melanggar perintah Khalifah. Ibu itu berpendapat bahwa Khalifah Umar tidak akan mengetahui tindakan mereka, sementara anaknya dengan bijak menjawab bahwa Allah selalu mengawasi segala perbuatan manusia. Ia mengingatkan bahwa melanggar perintah adalah tanda munafik, dan ia tidak ingin menjadi seperti itu.
Ketegasan dan integritas anak tersebut membuat hati Khalifah Umar terharu. Keesokan harinya, Khalifah Umar memerintahkan pembantunya untuk mengantarkan sekarung gandum kepada ibu dan anak dari keluarga Bani Hilal tersebut sebagai tanda penghargaan atas keberanian mereka dalam mempertahankan kebenaran.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya integritas, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi kesulitan. Khalifah Umar, sebagai pemimpin, tidak hanya berusaha untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh rakyatnya, tetapi juga menghargai tindakan berani seorang anak dalam membela nilai-nilai yang benar. Semua ini merupakan pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah kepemimpinan yang adil dapat memotivasi masyarakat untuk tetap teguh dalam prinsip-prinsip mereka, bahkan di tengah cobaan dan kesulitan. Dengan kesabaran dan keyakinan, seperti yang ditekankan dalam Al-Qur’an, kita dapat menghadapi ujian hidup dengan tegar dan mendapatkan berkah serta petunjuk dari Allah.