Wahsyi bin Harb adalah seorang yang terkenal dalam sejarah Islam karena menjadi pelaku pembunuhan Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Nabi Muhammad SAW, dalam pertempuran Uhud. Hamzah adalah salah satu sahabat yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad.
Kejadian tragis ini terjadi dalam pertempuran Uhud antara kaum Muslimin dan non-Muslim. Wahsyi pada saat itu bukanlah seorang Muslim, melainkan seorang pemanah yang terampil di antara pasukan musyrik Quraisy. Di tengah pertempuran tersebut, Wahsyi memanah Hamzah, menyebabkan wafatnya paman Nabi dan membuat Nabi Muhammad sangat sedih.
Beberapa waktu setelah kejadian itu, Islam menyebar dengan pesat, dan kekuatan Islam semakin kuat. Wahsyi, yang pada awalnya bukan seorang Muslim, merasakan penyesalan dan rasa bersalah yang mendalam atas perbuatannya yang telah membunuh Hamzah, yang juga sangat disayangi oleh Nabi dan umat Muslim.
Ketika Islam semakin menyebar, Wahsyi merasa tertarik dan terkesan dengan ajaran Islam serta kepemimpinan Nabi Muhammad. Dia merasa berat dengan beban rasa bersalahnya dan ingin menebus dosanya. Wahsyi mencari jalan untuk mendapatkan pengampunan dan membawa hatinya mendekati Islam.
Kemudian, Wahsyi melakukan perjalanan ke Madinah untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Dia mengungkapkan penyesalannya atas perbuatannya yang menyebabkan kematian Hamzah. Wahsyi memohon ampun kepada Nabi dan menyatakan keinginannya untuk memeluk Islam serta meminta pengampunan atas dosanya.
Nabi Muhammad, dengan sifat pengampun dan belas kasihnya yang luar biasa, menerima masuknya Wahsyi ke dalam agama Islam. Nabi mengampuni Wahsyi atas perbuatannya di masa lalu dan menerima Islamnya dengan tangan terbuka. Wahsyi menjadi seorang Muslim yang taat dan beriman, dan keislamannya menjadi tonggak baru dalam hidupnya.
Kisah masuknya Wahsyi ke dalam Islam adalah contoh nyata tentang kemurahan hati, ampunan, dan kasih sayang dalam ajaran Islam. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk diampuni jika seseorang sungguh-sungguh bertaubat dengan ikhlas dan memperbaiki dirinya.
Kisah Wahsyi juga mengajarkan pentingnya rasa penyesalan yang mendalam atas dosa yang pernah dilakukan dan kemampuan agama Islam untuk mentransformasi seseorang dari kegelapan menuju cahaya petunjuk.