Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Bahaya Mengatakan Apa yang Tidak Dikerjakan dalam Islam

Di dalam ajaran Islam, lidah memiliki kekuatan besar. Firman Allah dalam Al-Qur’an menyatakan, “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” (QS. Al-Israa: 36). Oleh karena itu, setiap ucapan yang keluar dari mulut kita memiliki bobot dan konsekuensi yang besar di hadapan Allah SWT. Salah satu perilaku yang sering diabaikan adalah ketika seseorang mengatakan apa yang tidak dikerjakannya.

Kedangkalan dalam Ungkapan

Pada zaman ini, seringkali kita mendapati orang yang lebih mudah mengucapkan janji atau komitmen tanpa niat untuk memenuhinya. Misalnya, seseorang berjanji untuk membantu teman dalam suatu pekerjaan namun pada akhirnya tidak melakukan apa pun. Hal ini sejatinya bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kejujuran, kepercayaan, dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap perkataan yang diucapkan.

Rasulullah SAW bersabda, “Empat tanda orang munafik adalah: jika ia berbicara, ia berbohong; jika ia berjanji, ia mengingkari; jika ia dipercaya, ia berkhianat; dan jika ia berselisih, ia berbuat zalim.” (HR. Bukhari & Muslim). Dari hadis ini, kita bisa belajar bahwa sebagai seorang Muslim, kita harus mematuhi janji-janji yang kita ucapkan, dan berbicara hanya dengan kejujuran.

Bahaya Pada Hubungan Sosial

Mengatakan apa yang tidak dikerjakan memiliki dampak serius pada hubungan sosial. Ketika seseorang sering kali tidak memenuhi janji atau komitmennya, orang lain akan kehilangan kepercayaan pada dirinya. Kepercayaan merupakan fondasi dari setiap hubungan, baik itu dalam lingkup keluarga, persahabatan, atau masyarakat. Jika fondasi ini rapuh, maka hubungan tersebut dapat hancur.

Selain itu, perilaku ini juga dapat menimbulkan rasa sakit hati, kecewa, dan ketidaknyamanan pada orang yang menjadi korban dari ucapan yang tidak diikuti dengan tindakan. Dalam Islam, menyakiti hati orang lain adalah perbuatan yang harus dihindari sebaik mungkin.

Dampak Spiritual

Mengatakan tanpa melakukan juga memiliki dampak spiritual yang serius. Hal ini mengindikasikan ketidakkonsistenan antara ucapan dan tindakan, yang merupakan sikap yang tidak disukai oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff: 2-3).

Perilaku ini dapat melemahkan kesucian hati dan iman seseorang. Mempertahankan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan adalah bagian dari kesempurnaan iman seorang Muslim.

Penutup

Dalam ajaran Islam, setiap kata yang diucapkan memiliki nilai dan konsekuensi yang besar. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menghindari mengatakan apa yang tidak dikerjakan. Kejujuran, konsistensi, dan mempertimbangkan dampak dari ucapan merupakan bagian integral dari prinsip-prinsip Islam yang harus dipegang teguh.

Marilah kita berusaha untuk selalu memenuhi janji-janji kita, menjaga kepercayaan orang lain, dan berbicara dengan kejujuran. Dengan demikian, kita dapat memperkuat hubungan sosial, meningkatkan kualitas iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menjadi hamba yang jujur dan bertanggung jawab dalam segala hal yang kita lakukan dan ucapkan.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Revana Khatarina
Written By

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...