Peristiwa Bai’at Aqabah Pertama merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam pengembangan Islam. Terjadi di suatu lembah bernama Aqabah di Makkah, Bai’at Aqabah Pertama menandai keseriusan dan kesetiaan awal umat Islam terhadap ajaran dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Ketika dakwah Islam mulai menyebar, Rasulullah SAW dan para sahabatnya menghadapi banyak kesulitan di Makkah. Mereka mengalami penindasan dan perlakuan keras dari kaum Quraisy yang tidak suka dengan penyebaran ajaran baru ini. Dalam konteks ini, beberapa orang dari Madinah yang telah masuk Islam bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di Makkah.
Pada suatu malam di Aqabah, dua belas orang dari suku Khazraj datang ke Makkah untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka ingin memeluk Islam dan mendengarkan ajaran yang dibawa oleh beliau. Mereka juga berjanji untuk melindungi dan membela Nabi beserta kaum Muslimin jika mereka pulang ke Madinah.
Pertemuan ini berlangsung di tengah malam, di tempat yang sepi, agar tidak diketahui oleh pihak Quraisy yang anti terhadap Islam. Rasulullah SAW menjelaskan ajaran Islam kepada mereka dan meminta janji kesetiaan mereka dalam melindungi agama yang baru saja mereka terima. Ini adalah momen krusial yang menguji komitmen dan keberanian para sahabat dalam memeluk dan mempertahankan Islam.
Di tengah-tengah malam yang gelap, para sahabat yang telah mendengarkan ajaran dan petunjuk Nabi Muhammad SAW merasa begitu terpukau. Mereka merasa tergerak dan yakin bahwa ajaran Islam adalah kebenaran yang harus mereka pertahankan dengan segala yang mereka miliki.
Dalam keadaan penuh semangat, mereka berjanji untuk melindungi Nabi Muhammad SAW sebagaimana mereka melindungi keluarga mereka sendiri. Mereka mengucapkan bai’at, janji kesetiaan, yang dikenal sebagai Bai’at Aqabah Pertama, di mana mereka berjanji untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak-anak, tidak membuat fitnah, dan tidak mendustakan janji.
Bai’at Aqabah Pertama bukan hanya serangkaian janji verbal semata, tetapi juga mencakup kesediaan untuk bertarung dan mengorbankan diri untuk membela Islam. Kesediaan mereka untuk menanggung risiko dan penindasan demi agama baru ini menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap kebenaran yang mereka yakini.
Peristiwa Bai’at Aqabah Pertama menjadi landasan kuat bagi pergerakan Islam di Madinah. Setelah peristiwa ini, dakwah Rasulullah SAW mulai menyebar dengan lebih luas dan masyarakat di Madinah semakin tertarik pada ajaran Islam. Bahkan, Bai’at Aqabah Pertama menjadi landasan bagi perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dan penduduk Madinah yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Madinah.
Kisah Bai’at Aqabah Pertama mengajarkan kita tentang pentingnya komitmen, kesetiaan, dan keberanian dalam membela kebenaran. Para sahabat yang berpartisipasi dalam Bai’at Aqabah Pertama menunjukkan kepada kita betapa pentingnya memiliki keimanan yang kokoh dan kesediaan untuk berkorban demi agama, nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah Bai’at Aqabah Pertama menginspirasi kita untuk tetap teguh dalam keyakinan kita, menghormati komitmen kita, dan berjuang untuk kebenaran tanpa kenal lelah. Ia juga mengingatkan kita akan pentingnya persatuan, solidaritas, dan kesetiaan terhadap prinsip-prinsip yang membawa kedamaian dan keadilan bagi umat manusia.