Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sirah

Kisah Salman Al Farisi Yang Curiga Kepada Abu Darda

MEMANG kecurigaan tidak selalu berbuah buruk. Bahkan pada saat tertentu hal itu dibutuhkan. Itulah kecurigaan dalam bentuk sensitivitas dalam membaca suasana, situasi, atau kondisi tak nampak yang ditindaklanjuti dengan upaya-upaya perbaikan dan bukan menyebarkan aib. Ini terjadi pada Salman Al-Farisi.

Saat dia berkunjung ke rumah Abu Darda. Begitu datang ke rumahnya Salman disambut oleh istri Abu Darda yang berpakaian lusuh. Salman mencurigai ada sesuatu yang tidak beres pada diri sahabatnya itu. Atas dasar itu ia bertanya, “Mengapa engkau tampak lusuh?”

Ummu Darda, isteri Abu Darda itu menjawab, “Kawanmu itu tidak suka dengan dunia.”

Salman sudah mempunyai kecurigaan dan menyimpan sedikit informasi tentang Abu Darda yang mengabaikan hak-hak istrinya. Begitu Abu Darda datang menyambut, Salman pun dipersilakan masuk lalu dihidangkan makanan kepadanya. “Makanlah, saya sedang berpuasa,” pinta Abu Darda. “Saya tidak akan makan jika kamu tidak makan,” sahut Salman. Akhirnya Abu Darda membatalkan puasanya dan makan bersama tamunya yang berencana menginap di rumahnya.

Memasuki malam hari mereka tidur. Pada sepertiga malam pertama Abu Darda bangun untuk salat malam. Namun oleh Salman dicegah dan disuruh tidur. Dan pada tengah malam Abu Darda bangun lagi untuk salat. Namun Salman menahannya pula. Pada sepertiga malam terakhir Salman yang bangun dan membangunkan Abu Darda untuk salat malam.

Usai salat subuh Salman mentaujih saudaranya itu, “Wahai saudaraku, sesungguhnya dirimu punya hak yang harus kamu tunaikan; sesungguhnya tubuhmu punya hak yang harus kamu tunaikan; dan sesungguhnya istrimu pun punya hak di atas pundakmu yang harus kamu tunaikan. Maka tunaikanlah setiap hak itu untuk pemiliknya.”

Begitulah, mengikuti rasa curiga ada yang terlarang ada yang dibenarkan. Bahan baku kecurigaan sebenarnya prasangka buruk. Dan prasangka itu sama sekali tidak dapat menggantikan kebenaran. Karenanya Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu memiliki prasangka maka janganlah langsung yakin.” Dan Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka karena sebagian prasangka itu dosa.” (Al-Hujurat 12). []

Robby Karman
Written By

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...