Dalam sebuah toko sepatu di Jepang, seorang pria berusia lebih dari 50 tahun telah bekerja selama hampir 30 tahun. Konsistensi dan dedikasinya dalam mempelajari segala hal tentang sepatu telah membawanya ke tingkat di mana dia dapat dengan mudah menentukan ukuran sepatu seseorang hanya dengan melihat mereka masuk ke dalam toko. Ini adalah contoh nyata bagaimana konsistensi dan ketekunan dalam pekerjaan dapat menghasilkan kemampuan yang luar biasa.
Konsep ini berlaku untuk berbagai aspek kehidupan. Apa pun yang Anda lakukan, jika dilakukan dengan penuh konsistensi selama bertahun-tahun, akan menghasilkan kemampuan yang luar biasa, kegigihan maksimal, dan tingkat efektivitas yang tinggi.
Namun, jika kita memikirkan konsistensi dari sudut pandang yang berbeda, kita akan menemukan contoh yang lebih gelap. Sebut saja Iblis, entitas jahat yang dalam tradisi agama banyak digambarkan sebagai musuh manusia. Seiring berjalannya waktu, berapa lama usianya sekarang? Bagaimana konsistensinya dalam mencoba menggoda manusia?
Iblis, atau setan, telah melampaui segala batas konsistensi tertinggi dalam urusan menggoda manusia. Keberhasilannya dalam menjatuhkan nenek moyang manusia, Adam dan Hawa, ke dalam lembah dosa dan godaan adalah bukti betapa seriusnya upayanya. Keseriusan Iblis dan pasukannya bahkan tercatat dalam Alquran.
Alquran menjelaskan bahwa jika satu cara tidak berhasil untuk menggelincirkan manusia, setan akan mencari jalan lain. Ini mencerminkan tingkat kegigihan dan ketekunan setan dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan datang dari semua arah, dari depan dan belakang, dari kanan dan kiri, mencari cara untuk menggoda manusia.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana setan menggoda manusia dari berbagai arah. Pertama, setan mengaburkan pandangan manusia tentang akhirat, membuatnya melupakan tujuan sejati kehidupan. Kedua, setan mendorong manusia untuk terlalu terpaku pada dunia dan takut akan kematian setelah berhasil mengaburkan pandangan mereka tentang akhirat. Ketiga, setan membuat agama terasa berat dan membuat hal-hal baik tampak sulit. Keempat, setan meredam perasaan manusia terhadap dosa, membuatnya merasa biasa.
Kualitas setan yang selalu menghadang kita selama perjalanan hidup di muka bumi ini adalah kualitas yang sulit ditandingi. Ilmu dan amal saja tidak cukup untuk melawan mereka. Kekuatan sejati dalam menghadapi setan terletak dalam keberserahan diri kepada Allah, ridha, dan ikhlas terhadap segala ketentuan-Nya.
Dalam Alquran, Surat Shad ayat 82-83 menjelaskan bagaimana Iblis berjanji untuk menyesatkan semua manusia, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis, yaitu mereka yang tulus dalam iman dan ibadah kepada-Nya.
Jadi, pelajaran dari cerita ini adalah pentingnya konsistensi dan ketekunan dalam mencapai tujuan dalam hidup. Kita dapat mengambil contoh positif dari pria di toko sepatu yang menguasai seninya setelah bertahun-tahun konsistensi. Namun, kita juga harus waspada terhadap konsistensi yang digunakan oleh setan untuk menggoda dan menjatuhkan manusia. Hanya dengan keimanan, ketekunan, dan tawakal kepada Allah kita dapat melawan godaan setan yang terus berusaha menggoda kita dari berbagai arah.