Ilmu adalah kunci menuju keyakinan, dan keyakinan adalah jalan menuju amal yang membawa kepada keberuntungan. Dalam perjalanan ini, terdapat tiga tingkatan keyakinan yang membentuk fondasi kita: ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin.
Ilmul yaqin, keyakinan berdasarkan ilmu, merupakan fondasi pertama dalam proses ini. Ketika seseorang memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang suatu hal, seperti Luqman yang memahami pentingnya sedekah, ia menjadi terdorong untuk beramal. Dari ilmul yaqin ini, muncul motivasi untuk bertindak, dan seseorang mulai berbagi dengan orang lain.
Ainul yaqin, keyakinan berdasarkan pengalaman, adalah tahap selanjutnya. Setelah seseorang bertindak berdasarkan ilmu dan merasakan dampak positifnya, ia mendapatkan keyakinan yang lebih dalam. Melalui pengalaman pribadi, ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana amalannya membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain. Ini adalah bentuk keyakinan yang lebih kuat, yang memperkuat tekadnya untuk terus beramal.
Haqqul yaqin, keyakinan yang paling mendalam, adalah puncak dari perjalanan ini. Pada tingkat ini, seseorang memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa amalannya pasti membawa keberuntungan. Ia tidak lagi membutuhkan bukti atau pengalaman untuk meyakini ini; ia hanya yakin dengan bulat bahwa amalannya adalah benar dan baik.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa ilmu adalah pangkal dari semua keyakinan ini. Ketika kita terlibat dalam pembelajaran dan pengetahuan, kita membangun fondasi untuk keyakinan yang kuat, yang pada gilirannya mendorong kita untuk beramal. Amal ini tidak hanya membawa keberuntungan bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, penting untuk terus belajar dan mengejar pengetahuan, karena hal itu adalah kunci menuju keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup kita.
