Aisyah binti Abu Bakar, yang juga dikenal sebagai Ummul Mukminin, adalah seorang wanita yang dihormati dan penuh keberkahan. Ia adalah istri yang sangat dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sepanjang hidupnya, ia memancarkan kejujuran dan ketulusan yang tumbuh dari keluarganya yang mulia.
Aisyah dibesarkan dalam naungan orang tua yang penuh kasih, Abu Bakar dan Ummu Rauman binti Amir. Seperti tanaman yang tumbuh subur dalam tanah keimanan dan dihidupi oleh wahyu Ilahi, Aisyah tumbuh menjadi sosok yang luar biasa. Ia adalah putri dari Abu Bakar, seorang sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga statusnya sangat tinggi di mata Rasulullah.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah, ia masih sangat muda, sekitar tujuh tahun. Namun, kedua orang tuanya tidak pernah menduga bahwa putri mereka akan menjadi istri dari pemimpin seluruh umat manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok yang sangat paham akan kebutuhan seorang anak. Meskipun Aisyah masih kecil, Beliau memastikan bahwa ia memiliki waktu untuk bermain dan menikmati masa kecilnya bersama teman-teman sebaya. Beliau tidak hanya berbagi ilmu dan akhlak dengan Aisyah, tetapi juga memberinya kebahagiaan melalui permainan.
Ada cerita menarik yang menceritakan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menutupi Aisyah dengan jubahnya saat anak-anak sebaya bermain di masjid. Beliau ingin Aisyah melihat permainan mereka dan merasa senang. Rasulullah bahkan memanggil teman-teman Aisyah untuk bermain bersamanya. Dalam satu riwayat, Aisyah mengatakan, “Hargailah anak-anak perempuan yang masih kecil, yang suka bermain.”
Inilah salah satu sisi kelembutan dan perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap anak-anak, termasuk istri tercintanya, Aisyah. Kisah ini mengajarkan kita untuk menghargai dan mendukung kebahagiaan anak-anak dalam perkembangan mereka.