Darul Arqam, menurut penelitian pakar Sirah Al-Mubarrakfuri, adalah tempat yang memiliki peran penting dalam sejarah awal dakwah Islam. Tempat ini adalah kediaman Al-Arqam bin Abul Arqam al-Makhzumi. Terletak di atas bukit Shafa, Darul Arqam terpencil dari mata-mata Quraisy yang berusaha mengintai kegiatan kaum Muslim. Tempat ini kemudian menjadi pusat dakwah Rasulullah ﷺ dan menjadi tempat pertemuan rutin para Muslim sejak tahun ke-5 kenabian, satu tahun sebelum Umar bin Khatab memeluk Islam, meskipun bukit Shafa sendiri cukup dekat dengan Ka’bah.
Menurut Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, mengapa rumah Arqam dipilih sebagai pusat dakwah dan tempat pembentukan para Sahabat memiliki alasan tersendiri. Saat itu, Al-Arqam masih sangat muda, berusia hanya 16 tahun, dan belum banyak dikenal dalam masyarakat. Selain itu, Al-Arqam berasal dari suku Bani Makhzum, sedangkan konflik sedang terjadi antara Bani Makhzum dan Bani Hasyim, suku Nabi Muhammad saw. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin dua suku yang sedang berselisih mau bekerjasama?
Ketika Hamzah bin Abdul Muthalib memukul Abu Jahal karena perilaku kasar dan penghinaannya terhadap Rasulullah saw, yang membela Abu Jahal dalam pertarungan tersebut adalah anggota dari suku Bani Makhzum. Bahkan, Umar bin Khatab mendapat informasi bahwa saudara perempuan dan iparnya telah memeluk Islam dari suku Bani Makhzum. Semua ini menimbulkan pertanyaan logis mengenai kemungkinan dua suku yang berkonflik untuk bersekutu.
Menariknya, pusat dakwah Rasulullah ﷺ di Darul Arqam tidak pernah diserang oleh mata-mata kafir Quraisy. Tidak ada catatan sejarah yang mencatat bahwa kafir Quraisy pernah mengepung rumah ini atau membubarkan pertemuan yang diadakan oleh Nabi Muhammad saw di Darul Arqam.
Sebagian besar orang Quraisy masih salah mengira bahwa tempat pertemuan ini terjadi di salah satu rumah milik suku Bani Hasyim, seperti rumah Abu Bakar, atau tempat lainnya. Akibatnya, mereka mengambil tindakan untuk memblokade ekonomi dan sosial terhadap Bani Hasyim. Beberapa tokoh Quraisy, seperti Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Al-Akhnas, bahkan melakukan mata-mata terhadap rumah Rasulullah ﷺ.
Darul Arqam menjadi saksi bisu dari keberanian dan keteguhan para Sahabat dalam menghadapi tekanan dan konflik yang ada saat itu. Tempat ini adalah tempat di mana dakwah Islam pertama kali berakar dan di mana banyak Sahabat pertama kali memeluk Islam. Sejarah Darul Arqam mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran, keyakinan, dan ketekunan dalam menghadapi rintangan dalam menyebarkan agama Islam