Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi masyarakat Islam yang terbesar di Indonesia. Kedua organisasi ini telah lahir dan melakukan aktivitas sebelum Indonesia merdeka. Artinya dua ormas ini lebih tua umurnya dibanding dengan negara Indonesia.
Muhammadiyah dan NU senantiasa bergerak untuk membantu pemerintah dalam menjalankan aksi-aksi pendidikan, keagamaan, kesehatan dan pelayanan sosial. Cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid menyebut Muhammadiyah dan NU sebagai dua kepak sayap garuda Indonesia. Julukan ini tentu tidak berlebihan mengingat kontribusi keduanya yang besar bagi bangsa ini.
Meskipun begitu, selalu ada isu yang menarik terkait perbedaan Muhammadiyah dan NU. Pada masa lalu, tak dapat dimungkiri, hubungan warga dua organisasi ini seringkali ditimpa ketegangan bahkan konflik. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan antara dua organisasi ini. Kisah yang diceritakan dalam Novel Kambing dan Hujan karangan Mahfud Ikhwan cukup menggambarkan hal tersebut.
Lantas, Apa beda NU dan Muhammadiyah?
Mengenal Beda NU dan Muhammadiyah
Perbedaan Latar Belakang Sejarah
Muhammadiyah dan NU mempunyai sejarah kelahiran yang berbeda. Muhammadiyah lahir sebagai respon terhadap modernisasi yang menghampiri dunia Islam. Dimana masih banyak umat Islam yang menolak produk-produk modern seperti sekolah umum dan organisasi modern. Muhammadiyah lahir melawan arus dan menegaskan bahwa agama Islam bisa saling beriringan dengan modernitas. Bagi Muhammadiyah menjadi modern merupakan keniscayaan yang tidak bisa dilawan. Alih-alih melawannya, umat Islam justru lebih baik memanfaatkannya.
Sementara itu NU lahir sebagai respon terhadap runtuhnya kekhalifahan Islam di Turki dan ancaman wahabisme yang melarang umat Islam untuk bermazhab. Jatuhnya Arab Saudi ke tangan Ibnu Saud setelah sebelumnya dipegang oleh Syarif Hussin membuat munculnya kekhawatiran bahwa umat Islam tidak dapat beribadah sesuai mazhabnya di Mekkah. Dibentuklah Komite Hijaz guna menyampaikan aspirasi kepada Raja Saudi yang baru agar tidak memberangus mazhab di tanah suci.
Perbedaan Metode Penetapan Hukum
Muhammadiyah dan NU beranggotakan banyak ulama yang mempunyai kemampuan untuk melahirkan hukum-hukum Islam. Namun ada perbedaan acara penetapan hukum yang dilakukan Muhammadiyah dan NU.
Muhammadiyah berpandangan bahwa Al Qur’an dan sunnah adalah sumber yang paling otoritatif. Sehingga dalam menetapkan hukum fikih, ulama Muhammadiyah mencari dalil Al Qur’an dan hadits terlebih dahulu. Baru setelah itu merujuk kepada pendapat-pendapat ulama.
Sebaliknya, bagi NU mengikuti pendapat ulama dianggap lebih otoritatif dibanding dengan mengakses secara langsung merujuk kepada Al Qur’an dan sunnah. Hal ini karena ulama salaf lebih dekat masa hidupnya dengan Nabi.
Hal ini menyebabkan adanya perbedaan fatwa antara dua ormas tersebut. Misalnya NU menganjurkan qunut subuh sementara Muhammadiyah tidak. NU menganjurkan tahlilan, yasinan dan Maulid Nabi. Sementara Muhammadiyah tidak mengamalkannya.
Perbedaan Budaya Jamaah
Muhammadiyah lahir dan tumbuh dalam nuansa modern dan terdidik. Sementara itu NU lahir dalam kultur mempertahankan tradisi. Warga Muhammadiyah banyak hidup di kawasan perkotaan. Sementara warga Nahdliyyin banyak yang hidup di kawasan pedesaan. Hal ini menimbulkan budaya yang berbeda antara jamaah keduanya.
Jamaah Muhammadiyin hidup dengan mobilitas yang tinggi banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Sementara itu jamaah Nahdliyyin lebih bershaja dan mayoritas berprofesi sebagai petani.
Itulah sekelumit perbedaan antara NU dan Muhammadiyah. Meskipun begitu, dua organisasi ini tetap bahu membahu mewujudkan Islam rahmatan lil alamin di NKRI tercinta.