Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Manusia juga tempatnya salah dan dosa. Namun sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat. Salah satu cara untuk bertaubat adalah dengan melakukan shalat taubat.
Pengertian Taubat
Taubat artinya kembali dari jalan yang salah ke jalan yang benar. Taubat adalah kembali dari kemaksiatan menuju kepada ketaatan. Allah SWT sangat gembira manakala melihat ada hambanya yang kembali kepadaNya dengan cara bertaubat.
Dalam Islam manusia dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah. Taubat juga bisa diartikan saat manusia kembali ke fitrahnya. Hawa nafsu manusia seringkali mendorong untuk menyimpang dari fitrah.
Taubat masih bisa diterima oleh Allah SWT selama nyawa belum ada di tenggorokan. Artinya selama masih hidup, jangan pernah menunda-nunda untuk bertaubat.
Hukum Shalat Taubat
Menurut Syaikh Bin Baz rahimahullah taubat hukumnya wajib atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Taubat bisa menghapus kesalahan yang telah diperbuat. Seorang yang bertaubat juga harus berbaik sangka kepada Allah SWT bahwa Allah akan menerima taubatnya dengan syarat taubat dilakukan scara benar.
Adapun hukum shalat taubat sendiri adalah sunnah, yakni tidak wajib dikerjakan. Namun jika dikerjakan maka itu lebih baik dan mendapat pahala. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai berikut:
ما من عبد يذنب ذنبا ثم يتطهر فيحسن الطهور ثم يصلي ركعتين ثم يتوب لله من ذنبه، إلا تاب الله عليه
Artinya: Tidaklah seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia bersuci dengan sebaik-baiknya, kemudian dia shalat dua rakaat kemudian bertaubat kepada Allah SWT dar dosa-dosanya, melainkan Allah SWT akan menerima taubatnya. (HR.Muslim)
Tata Cara Shalat Taubat
Berikut kami akan menguraikan tata cara shalat taubat berdasarkan tuntunan Al Qur’an dan sunnah.
1. Berwudhu dengan Sempurna
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim tentang shalat taubat, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk bersuci dan menyempurnakannya. Para ulama sepakat bahwa bersuci di sini maksudnya adalah berwudhu. Wudhu yang dilakukan secara sempurna baik syarat maupun rukunnya.
Wudhu juga merupakan simbol dari penyucian dosa yang ada dalam diri kita. Maka tak heran jika sebelum shalat taubat, Rasulullah menekankan pentingnya wudhu. Selain tentu saja wudhu adalah syarat sah shalat.
2. Niat Melaksanakan Shalat Taubat
Niat adalah sesuatu yang membedakan antara satu amalan dengan amalan lainnya. Ada banyak sekali shalat Sunnah dua rakaat. Misalnya shalat tahiyatul masjid dan shalat qabla subuh sama-sama dua rakaat. Yang membedakan dua shalat itu adalah niatnya.
Niat letaknya dalam hati. Sebagian ulama mensunnahkan untuk melafalkan niat. Sebagian lagi tidak menganjurkan melafalkannya melainkan cukup di dalam hati saja. Sebelum memulai shalat taubat, hendaknya kita berniat akan melakukan shalat taubat.
3. Shalat Dua Rakaat
Shalat taubat dilaksanakan dua rakaat sebagaimana tuntunan dalam hadits di atas. Shalat taubat dikerjakan sendiri dan tidak berjamaah. Sebagaimana kebanyakan shalat sunnat lainnya yang dianjurkan dikerjakan secara munfarid atau sendiri.
Tidak ada surat khusus yang disunnahkan dibaca dalam shalat taubat. Maka dipersilahkan membaca Al Fatihah dan surat pendek.
4. Berusaha Khusyuk Dalam Shalat
Khusyuk artinya tunduk dan takut. Dalam shalat, kekhusyukan menjadi ruh dalam shalat. Shalat tanpa kekhusyukan ibarat jasad tanpa ruh. Maka dari itu, dalam setiap shalat kita harus berusaha meraih kekhusyukan.
Terlebih dalam shalat taubat, dimana kita sedang berdoa kepada Allah agar mengampuni dosa kita. Bagaimana taubat kita akan diterima jika shalat taubat dilakukan secara asal-asalan?
5. Berdoa dan Beristighfar Kepada Allah SWT.
Setelah selesai shalat taubat, kita hendaknya beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Istighfar artinya kita meminta Allah SWT menutupi dosa-dosa kita. Maksudnya Allah SWT tidak membalas dosa yang telah kita lakukan dengan azabNya.
Salah satu istighfar yang paling utama adalah doa sayyidul istighfar sebagai berikut:
اللهمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إلا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي؛ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلا أَنْتَ
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka, wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’udzubika min syarri maa shana’tu, abuu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu’u laka bidzanbii faghfir lii fainnahuu laa yaghfiru dzunuuba illlaa anta.
Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR. Bukhari).
Itulah tata cara shalat taubat yang disyariatkan dalam Islam. Semoga tak hanya dipelajari, namun juga bisa diamalkan ya!